Pemerintah Terapkan Standar Asuh Untuk Menjamin Kualitas Daging Kurban

Buka Info_sahabat yang berbahagia kali ini buka info ingin share kepada sahabat sekalian tentang 3 langkah ibadah Qurban yang nyaman dan aman. Hari Raya Idul Adha 1439 H akan jatuh pada 22 Agustus 2018. Semangat ummat muslim untuk beribadah dengan memperingati hari raya  Iedul Adha dan melaksanakan kurban meningkat. Perkiraan jumlah hewan kurban dilaporkan tahun ini mencapai 1.504.588 ekor, atau meningkat 5% dari tahun 2017. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berinisiatif untuk membuat standarisasi hewan kurban dengan prinsip Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Seiring dengan peningkatan jumlah hewan kurban, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman berharap kesadaran masyarakat akan pentingnya penjaminan kualitas hewan kurban juga meningkat. Kualitas kurban tidak saja terkait dengan hal transenden, tetapi juga terkait dengan aspek sosial. Karenanya, kesehatan hewan kurban serta keamanan dan kelayakan daging kurban (higienitas) juga ikut meningkat.  ''Kesehatan hewan merupakan hal penting yang harus diperhatikan, peyediaan daging hewan yang sehat adalah tanggung jawab bersama, untuk itu kami menghimbau kepada seluruh masyarakat agar membeli daging kurban yang memenuhi standar kesehatan,'' pinta Amran saat ditemui di kantornya, Selasa (14/8/2018).

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan bekerja sama menggunakan pemerintah wilayah Propinsi & kabupaten Kota telah melakukan aneka macam langkah buat menaikkan pelatihan & pengawasan teknis mutilasi fauna kurban sebagai upaya menghadirkan ternak terbaik berstandar ASUH bagi warga Indonesia. Selain mengklaim fauna kurban bebas penyakit zoonosis, yg berpotensi menular berdasarkan fauna ke manusia, penekanan primer Kementan lainnya merupakan memastikan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban supaya memenuhi persyaratan syariat Islam & kesejahteraan fauna. Selain itu, pendistribusian daging kurban yang memenuhi persyaratan higienis & sanitasi, dan keamanan pangan nir luput menurut perhatian. ''Kami sudah perintahkan pada semua dokter hewan dan petugas kesehatan yg bertugas buat terus melakukan pengawasan hewan kurban, baik berdasarkan segi kesehatan, proses penyembelihan hingga pendistribusian,'' tegas Amran. Kementan jua terus melakukan sosialiasi terhadap masyarakat terkait acara penataan pelaksanaan kurban nasional sinkron dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114 /Permentan/PD.410/9/2014. Peraturan tadi pada pada dasarnya memastikan bahwa aplikasi mutilasi fauna kurban pada Indonesia semakin tertata & memenuhi persyaratan teknis pada rangka mengklaim daging kurban yg akan dibagikan pada rakyat aman dan berkualitas.

Secara lebih jelasnya, peraturan tersebut pula mengatur tentang persyaratan minimal yg wajib dipenuhi mulai menurut loka penjualan hewan kurban, transportasi, loka penampungan sementara, persyaratan lokasi yang akan dijadikan tempat pemotongan hewan kurban, tatacara penyembelihan fauna kurban, serta distribusi daging sesuai aspek teknis & syariat Islam.

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan dilapangan, Kementan melakukan pembinaan dan pengawasan pemotongan hewan, diantaranya dengan memfasilitasi pembangunan Pilot Project Sarana Pemotongan Hewan Kurban. Sejak 2016, pilot project ini sudah dilakukan di 5 wilayah DKI Jakarta salah satunya di Sekolah Al Azhar Sentra Primer Jakarta Timur, dan 12 lokasi lain di 12 Provinsi di Indonesia melalui alokasi dana APBN Tugas Pembantuan, jelas Amran. Selain itu, setiap tahunnya Kementan juga menyampaikan himbauan untuk peningkatan kewaspadaan terhadap penyakit zoonosis saat pelaksanaan hewan kurban kepada seluruh dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di seluruh provinsi/kabupaten/ kota. Untuk tahun ini melalui Surat Edaran Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah diedarkan tertanggal 1 Agustus 2018.

Lebih lanjut Amran menegaskan bahwa saat ini telah menerjunkan Tim Terpadu Pemantauan Hewan Kurban untuk melaksanakan koordinasi dengan dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di daerah tugas, lalu melaksanakan tugas pengawasan terhadap pelaksanaan teknis yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah. Tim ini pun berkewajiban melaporkan hasil, serta mendokumentasikan pelaksanaan pemantauan kurban. ''Tahun ini, kita kerahkan tim terdiri dari 2.698 orang petugas dari Pusat sampai daerah se Jabodetabek yang terdiri dari berbagai unsur, Pemerintah, organisasi profesi dan mahasiswa serta petugas kementerian agama,'' papar Amran.  Untuk memaksimalkan hasil, Kementan mengajak berbagai pihak untuk ikut terlibat salah satunya dengan menggandeng Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Indonesia (ASKESMAVETI) untuk melaksanakan bimbingan teknis penataan kurban untuk Tim Pemantau Hewan Kurban. Selain itu, pembuatan video edukasi dan media sosialisasi lainnya juga dilakukan bekal masyarakat dalam advokasi penanganan hewan kurban, penyembelihan halal dan penanganan daging kurban yang higienis, serta pedoman kesejahteraan hewan kurban. Semoga bermanfaat sumber klikdisini.

Post a Comment

Previous Post Next Post