Buka Info – Hidup Sehat. Lebih dari 15 tahun lalu Pedoman Gizi Seimbang telah dikenalkan dan disosialisasikan kepada masyarakat. Hasil kajian ilmiah yang diwujudkan dalam Naskah Akademik 2012 menunjukkan, bahwa banyak masalah dan kendala dalam sosialisasi Gizi Seimbang sehingga harapan untuk merubah perilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi seimbang belum sepenuhya tercapai. Konsumsi pangan belum seimbang baik kuantitas maupun kualitasnya, dan perilaku hidup bersih dan sehat belum memadai. Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa “stunting” pada Balita dan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) makin meningkat. Dengan kondisi demikian maka perhatian terhadap masalah gizi ganda perlu lebih ditingkatkan antara lain melalui upaya perubahan perilaku gizi masyarakat ke arah perilaku gizi seimbang yang merupakan faktor penting dalam pencegahan timbulnya masalah gizi dan mempertahankan status gizi yang baik. Berlandaskan pada hasil kajian ilmiah tersebut di atas dan setelah melalui beberapa tahap penyusunan mulai dari diskusi para pakar, ujicoba di lapangan dan workshop yang dihadiri oleh para ahli dari berbagai profesi, perwakilan dari instansi terkait baik dari pemerintah maupun non pemerintah, telah tersusun Pedoman Gizi Seimbang baru. Pedoman tersebut lebih sederhana, lengkap, mudah dipahami, mudah diingat dan mudah dipraktekkan. Pedoman ini merupakan petunjuk teknis
bagi petugas berdasarkan aneka macam institusi baik pemerintah maupun non pemerintah pada melaksanakan pendidikan gizi seimbang kepada rakyat. Untuk melengkapi & menaikkan kemampuan petugas pada penyampaian pesan Gizi Seimbang pada rakyat, pedoman tadi juga dilengkapi menggunakan uraian Strategi dan Operasionalisasi KIE (Komunikasi, Informasi & Edukasi). Pada masa mendatang menggunakan berbekal Pedoman Gizi Seimbang baru yg merupakan penyempurnaan menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) 2003 diperlukan para petugas lapangan lebih kreatif & inovatif dalam membuatkan pesan pesan berbasis budaya dan kearifan lokal, sebagai akibatnya pendidikan gizi pada warga bisa berjalan lebih optimal dan berdampak pada perubahan konduite ke arah yang lebih baik.
Salah satu ciri bangsa maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, kecerdasan, dan produktivitas kerja yang tinggi. Ketiga hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi. Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat mempengaruhi keadaan gizi.Hal ini disebabkan karena kuantitas dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan individu dan masyarakat. Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai penyakit kronis atau penyakit tidak menular (PTM) terkait gizi, maka pola makan masyarakat perlu ditingkatkan kearah konsumsi gizi seimbang.Keadaan gizi yang baik dapat meningkatkan kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur. Gizi yang baik membuat berat badan normal atau sehat, tubuh tidak mudah terkena penyakit infeksi, produktivitas kerja meningkat serta terlindung dari penyakit kronis dan kematian dini. Gizi yang tidak optimal berkaitan dengan kesehatan yang buruk. Gizi yang tidak baik adalah faktor risiko PTM, seperti penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes serta kanker yang merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Lebih separuh dari semua
kematian di Indonesia merupakan akibat PTM. [Depkes, 2008]. Sebagian besar PTM terkait-gizi di atas berasosiasi dengan kelebihan berat badan dan kegemukan yang disebabkan oleh kelebihan gizi. Data Riskesdas 2007, 2010, 2013 memperlihatkan kecenderungan prevalensi obes (IMT > 25) semua kelompok umur. Anak balita 12,2%, 14% dan 11,9%;usia 6-19 tahun (Riskesdas 2007, 2010) naik dari 5,2% menjadi 5,9%; orang dewasa dan usia lanjut (Riskesdas 2007, 2010) naik dari 21,3% menjadi 22,8%. Pada Riskesdas 2013 laki-laki obes 19,7% dan perempuan 32,9% [Depkes, 2008; Kemenkes, 2010, 2013]. Kelebihan gizi ini timbul akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya energi, kaya lemak jenuh, gula dan garamtambahan, namun kekurangan asupan pangan bergizi seperti sayuran, buahbuahan dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas fisik. Konsumsi pangan masyarakat masih belum sesuai dengan pesan gizi seimbang. Hasil penelitian Riskesdas 2010 menyatakan gambaran sebagai berikut. Pertama , konsumsi sayuran dan buah-buahan pada kelompok usia di atas 10 tahun masih rendah, yaitu masing-masing sebesar 36,7% dan 37,9%. Kedua , kualitas protein yang dikonsumsi rata-rata perorang perhari masih rendah karena sebagian besar berasal dari protein nabati seperti serealia dan kacangkacangan. Ketiga , konsumsi makanan dan minuman berkadar gula tinggi, garam tinggi dan lemak tinggi, baik pada masyarakat perkotaan maupun perdesaan, masih cukup tinggi. Keempat , konsumsi cairan pada remaja masih rendah. Kelima , cakupan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif (ASI Eksklusif) pada bayi 0-6 bulan masih rendah (61,5%). Riskesdas 2007, 2010, 2013 menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki masalah kekurangan gizi. Kecenderungan prevalensi kurus (wasting) anak balita dari 13,6% menjadi 13,3% dan menurun 12,1%. Sedangkan kecenderungan prevalensi anak balita pendek (stunting) sebesar 36,8%, 35,6%, 37,2%. Prevalensi gizi kurang (underweight) berturut-turut 18,4%, 17,9% dan 19,6%. Prevalensi kurus anak sekolah sampai remaja. Riskesdas 2010 sebesar
28,5% [Kemenkes, 2007, 2010, 2013]. Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu semenjak janin hingga anak berumur 2 tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif yg dalam gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan ketangkasan berpikir dan terhadap produktivitas kerja. Kekurangan gizi pada masa ini juga dikaitkan dengan risiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes. Untuk mencegah timbulnya masalah gizi tersebut, perlu disosialisasikan
pedoman gizi seimbang yang bisa dijadikan sebagai pedoman makan, beraktivitas fisik, hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal. Untuk mengoptimalkan penyampaian pesan gizi seimbang kepada masyarakat, diperlukan KIE yang tepat dan berbasis masyarakat. Pendidikan dan penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 Sehat 5 Sempurna yang dimulai 1952, telah berhasil menanamkan pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian merubah perilaku konsumsi masyarakat. Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo Soedarmo yang mengacu pada prinsip Basic Four Amerika Serikat yang mulai diperkenalkan pada era 1940an adalah : Menu makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan, serta minum susu untuk menyempurnakan menu tersebut. Namun slogan tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu dan permasalahan gizi dewasa ini sehingga perlu diperbarui dengan slogan dan visual yang sesuai dengan kondisi saat ini. Prinsip Nutrition Guide for Balanced Diet hasil kesepakatan konferensi pangan sedunia di Roma Tahun 1992 diyakini akan mampu mengatasi beban ganda masalah gizi, baik kekurangan maupun kelebihan gizi. Di Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan Pedoman Gizi Seimbang. Perbedaan mendasar antara slogan 4 Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang adalah: Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur. Konsumsi makanan harus memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan mempertahankan berat badan normal.
A. Tujuan & Sasaran Pedoman Gizi Seimbang
1. Tujuan
Pedoman Gizi Seimbang (PGS) bertujuan untuk menyediakan pedoman makan dan berperilaku sehat bagi semua lapisan warga dari prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup higienis, kegiatan fisik & mempertahankan berat badan normal.
Dua. Sasaran
Sasaran PGS adalah penentu kebijakan, pengelola program, dan semua pemangku kepentingan diantaranya Lembaga Swadaya Masyarakat, organisasi profesi, organisasi keagamaan, perguruan tinggi, media massa, global bisnis, dan mitra pembangunan internasional.
B. Pengertian
1. Gizi Seimbang
Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi pada jenis & jumlah yang sesuai menggunakan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup higienis & mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Catatan :
Berbagai definisi atau pengertian mengenai Gizi Seimbang (Balanced Diet) telah dinyatakan oleh berbagai institusi atau kelompok ahli, tetapi pada intinya definisi Gizi Seimbang mengandung komponen-komponen yang lebih kurang sama, yaitu: cukup secara kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak-anak), untuk menjaga kesehatan dan untuk melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari (bagi semua kelompok umur dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk mencukupi kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan tidak mengandung zat gizi yang dibutuhkan.
2. Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yg dari dari asal hayati & air, baik yang diolah maupun nir diolah yg diperuntukkan bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yg dipakai dalam proses penyiapan, pengolahan &/atau pembuatan kuliner dan minuman.
3. Keanekaragaman pangan
Keanekaragaman pangan merupakan anekaragam kelompok pangan yg terdiri berdasarkan kuliner pokok, lauk pauk, sayuran & buah-buahan dan air serta beranekaragam pada setiap kelompok pangan.
4. Makanan majemuk
Berbagai kuliner yang dikonsumsi beragam baik antar grup pangan
(kuliner pokok, lauk pauk, sayur & butir) maupun pada setiap kelompok
pangan.
Catatan:
Contoh - contoh gerombolan pangan:
1. Makanan utama antara lain: Beras, kentang, singkong, ubi jalar, jagung, talas, sagu, sukun.
2. Lauk pauk asal protein antara lain: Ikan, telur, unggas, daging, susu & kacang-kacangan serta hasil olahannya (memahami & tempe).
Tiga. Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya.
4. Buah-buahan adalah buah yg berwarna.
Jangan Lewatkan: Prinsip Gizi Seimbang