MEMPERINGATI HARI PANGAN SEDUNIA, PEMERINTAH OPTIMALISASI LAHAN RAWA UNTUK PERTANIAN PRODUKTIF

Buka Info- Sahabat yang berbahagia kali ini saya ingin share kepada teman sekalian tentang memperingati hari pangan sedunia. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berkomitmen buat mewujudkan kemadirian pangan. Salah satunya adalah menggunakan optimalisasi huma rawa menjadi huma suboptimal buat pertanian produktif, seperti yg menjadi tema utama zenit Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke 38 diselenggarakan pada Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam 18-21 Oktober 2018.

Tema peringatan tahunan yang jatuh setiap tangga 16 Oktober tersebut, sinkron menggunakan tema World Food Day tahun 2018 yg diusung sang organisasi pangan & pertanian dunia yakni ?Our Actions are Our Future, A Zero Hunger World by 2030 is Possible?. Pemerintah bertekad membuahkan lahan rawa menjadi penjamin ketersediaan pangan masa depan, ditengah pesatnya pertumbuhan penduduk & menyusutnya huma pertanian.

"Optimalisasi lahan rawa merupakan bagian dari komitmen pemerintahan Jokowi-JK buat menjaga kebutuhan pangan kita dengan meningkatkan produktivitas pertanian. Bahkan, untuk visi yang lebih besar yakni lumbung pangan dunia di 2045," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman waktu membuka acara di Barito Kuala pada Rabu (07/10/2018).

Optimisme Amran ini bukan tanpa alasan karena lahan rawa pada Indonesia cukup akbar namun masih dilihat sebelah mata. Dari data Kementan terlihat luas lahan rawa di Indonesia diperkirakan mencapai 34,1 juta hektare yg terdiri berdasarkan sekitar 20 juta hektare lahan rawa pasang surut, dan lebih menurut 13 juta hektare lahan rawa lebak. Lahan ini beredar rersebar pada 18 provinsi, atau 300 kabupaten/kota.

Dari jumlah itu, 9,52 juta hektare diantaranya bisa dikembangkan buat pertanian. Potensi ini lebih luas dibandingkan lahan sawah irigasi yang hanya seluas 8,1 juta hektare. Kendala terbesar pemanfaatan huma rawa terdahulu adalah genangan juga kekeringan, namun saat ini dapat diatasi dengan pengelolaan tata air & teknologi penataan lahan.

"Kita buktikan, menggunakan teknologi, huma rawa yang dulunya hanya menghasilkan asap waktu kemarau, & tergenang saat hujan sekarang sanggup dipakai petani buat menghasilkan pangan," ujar Amran di antara 750 hektare huma padi rawa yg siap panen di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala yang merupakan proyek percontohan.

Pertanian Modern Lahan Rawa

Amran menerangkan, bahwa upaya konversi lahan rawa menjadi huma pertanian ini telah berhasil dikembangkan seluas galat satunya pada Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, & ditargetkan akan terdapat 4.000 hektare lahan rawa di Kalimantan Selatan sampai akhir tahun 2018 nanti yang telah jadi huma pertanian produktif.

Pembukaan lahan rawa ini dilengkapi menggunakan pembangunan irigasi & penerapan mekanisasi pertanian modern. Sejumlah tantangan seperti menjaga level air dilakukan menggunakan pompanisasi, begitu pula pengapuran untuk mengatasi kadar asam yang tinggi, dan beberapa hegemoni buat percepatan lembusukan jerami.

Optimalisasi lahan rawa pula nir terlepas dari penggunaan varietas unggul baru (VUB) padi yang adaptif buat rawa, dipadukan dengan teknologi budidaya yg tepat. Sebanyak 35 varietas padi unggul adaptif lahan rawa pasang surut dan rawa lebak menggunakan aneka macam sifat keunggulan termasuk yg banyak dikembagkan antara lain inbrida padi rawa (Inpara) yaitu Inpara 2, Inpara tiga, Inpara 8 dan Inpara 9, & padi sawah irigasi/tadah hujan yg pula ditanam varietas merupakan Inpari 32, Inpari 40 & Inpari 42 Agritan.

"Peringatan HPS ke-38 tidak boleh sekedar seremonial, tetapi harus menjadi momentum penting untuk perkenalkan kepada dunia akan kemajuan teknologi pertanian, terutama keberhasilan Indonesia memanfaatkan lahan rawa pertanian produktif," tutup Amran.

Sejumlah rangkaian program mendukung HPS 2018, misalnya Pekan Pertanian Lahan Rawa Nasional (PPRN) guna memperkenalkan teknologi & penemuan huma rawa buat pertanian. Termasuk menggunakan melaunching lunching Taman Sains Pertanian (TSP) Lahan Rawa, Bimbingan Teknis pengelolaan huma rawa, Gelar Inovasi teknologi Pertanian Lahan, dan Pameran IPTEK & Inovasi Pertanian Lahan Rawa.

Kegiatan yang pula krusial adalah aplikasi International Workshop on Tropocal Wetlands: Innovation in Mapping and Managament for Sustainable Agriculture, serta diplomatic tour buat para duta akbar negara teman. Semua itu dilakukan supaya ?Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Rawa Lebak & Pasang Surut Menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia 2045? Bukan sekedar tema, akan tetapi implementasi & kerja konkret. Silahkan share iya, Sumber Klikdisini

Post a Comment

Previous Post Next Post